Kaya tak Harus Banyak Harta
بسم الله الرحمن الحيم
كتاب الزكاة
باب ليس الغنى عن كثرة العرض
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ *لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ*
رواه مسلم
Artinya:
......dari Abu Hurairah r.a (w. 57 H) ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: *"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya akan jiwa."
H.R Muslim (w. 261 H)
Istifadah:
Hadis ini menyatakan bahwa kekayaan yang sebenarnya bukan terletak pada kekayaan harta yang melimpah ruah. Pasalnya, banyak orang diberikan nikmat harta yang banyak oleh Allah namun ia tak merasa cukup dengan pemberian Allah itu.
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Andai kata anak itu memiliki emas satu lembah, niscaya ingin memiliki satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi mulut (hawa nafsu) nya melainkan tanah (maut). Dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat kepada-Nya." Dengan kata lain ia akan terus mencari dan menggali harta, demi terpenuhinya hasrat nafsu kekayaannya melalui berbagai macam cara, entah itu dengan cara yang halal ataupun tidak, hingga akhirnya kematianlah yang mampu menghentikannya.
Kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa yang mampu menerima dengan cukup segala pemberian Yang Maha Kuasa. Jiwa yang selalu bersyukur dan tidak tamak terhadap gemerlap dunia.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kaya jiwa. Aamiin
[Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-Sunnah]
0 coment�rios:
Posting Komentar