بسم الله الرحمن الرحيم
كتاب المرضى
باب ما جاء في كفارة المرض
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَلْحَلَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ *مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ.* رواه البخاري
Terjemah:
Dari Abu Hurairah (W.58 H) dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, penyakit, hal yang tidak diinginkan, kesedihan, gangguan (dari orang lain) dan kesusahan (hati) bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya". (HR. Bukhari 256 H)
Istifadah:
Melalui hadis ini baginda Nabi saw memberikan motivasi bagi hamba Allah yang tertimpa musibah. Sekecil apapun musibah yang menimpa hamba-Nya akan menjadi perantara pelebur dosa baginya.
Dalam _Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari_, menurut Imam Al-Qarafi, Musibah adalah penghapus dosa, baik seseorang ridha (dengam musibah itu maupun tidak. Akan tetapi jika orang yang ditimpa musibah ridha dengan musibah yang menimpanya, maka semakin besar pula dosa yang dihapus. Dan jika tidak ridha maka sedikit dosa yang dihapus. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang sabar dalam menghadapi musibah dan kesulitan hidup yang menimpa.
[Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-sunnah]
0 coment�rios:
Posting Komentar